「復次!比丘知業果報,觀餓鬼世間。彼以聞慧,觀於食唾諸餓鬼等,以何業故而生其中?彼以聞慧知:此眾生若男、若女慳嫉覆心,以不淨食誑諸出家沙門、道士,言:『是清淨!』令其信用而便食之;或時復以非所應食,施淨行人。數為此業,復教他人令行誑惑。不行布施、不持禁戒、不近善友、不順正法,樂以不淨而持與人。
“Selanjutnya lagi, mengetahui akibat buah perbuatan, seorang bhikṣu mengamati alam setan kelaparan. Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diamatinya: para setan kelaparan dkk. pemakan ludah dikarenaï perbuatan apa sehingga terlahir di antaranya? Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diketahuinya makhluk-makhluk ini, baik pria maupun wanita, terselubungi batinnya oleh kekikiran dan kedengkian, dengan makanan yang tidak murni menipu para śramaṇa dan penempuh Jalan yang meninggalkan rumahtangga, dan berkata: ‘Ini murni!’ agar mereka yakin mempergunakan lalu memakannya; atau lagi berkala-kala, dengan bukan makanan yang dilayakkan, didermakannya kepada orang-orang yang mempraktikkan kehidupan murni (brahmacarya). Berbilang kali dikerjakannya perbuatan ini, lagi diajarinya orang lain agar menjalankan penipuan dan pengkalutan. Tidak dilaksanakannya pendermaan, tidak dipegangnya aturan śīla, tidak diakrabinya sahabat spiritual yang baik, tidak diturutinya Saddharma, digemarinya pemegangan dan pemberian yang tidak murni kepada orang lain.
如是惡人,身壞命終,生惡道中,受於㖉吒餓鬼之身(㖉吒,魏言:食唾;㖉,區伊反)。為飢渴火常燒其身,於不淨處,若壁、若地,以求人唾,食之活命;餘一切食悉不得食。
Demikianlah orang-orang jahat ini, setelah jasmaninya rusak dan nyawanya berakhir, akan terlahir di antara jalur rendah dan menerima tubuh sebagai setan kelaparan Kheṭa (Kheṭa, dalam bahasa Cina: ‘pemakan ludah’; karakter ch’i* adalah ch’ü lawan i). Senantiasa api kebuluran dan dahaga membakar tubuhnya, di tempat tidak murni — entah di tembok atau di tanah — mereka akan mencari ludah orang dan memakannya demi menghidupi nyawa; sedangkan segala makanan lain semuanya tak dapat mereka makan.
乃至惡業不盡、不壞、不朽,故不得脫。業盡得脫,從此命終,隨業流轉受生死苦。若生人中,貧窮下賤,多病消瘦,齆鼻膿爛,生除廁家,或於僧中乞求殘食以自濟命。餘業因緣,受報如是。」
Sepanjang perbuatan jahatnya belum berakhir, belum rusak, belum melapuk, tidak dapatlah mereka terbebas. Jikalau perbuatannya berakhir, dapatlah mereka terbebas, dan dari sini berakhirlah nyawanya; seturut perbuatannya akan terhanyutlah mereka berputar, menerima penderitaan dalam kelahiran dan kematian. Jikalau mereka terlahir di antara manusia, mereka akan miskin tuntas dan papa, kurus digerogoti banyak penyakit, hidungnya tersumbat dan benyek bernanah; akan terlahir di keluarga pembersih toilet; atau di antara saṅgha akan mengemis makanan sisa demi membantu nyawanya sendiri. Disebab-musababi sisa-sisa perbuatannya, akan mereka terima akibat sedemikian.”
CATATAN:
* Berdasarkan metode tradisional fan-ch’ieh 反切 (‘potong berlawanan’), yang menunjukkan bacaan suatu karakter dengan mengambil bunyi inisial dan final dari masing-masing dua buah karakter. Metode ini diinspirasi oleh kaum Buddhis berkat pengetahuan fonetika dari India. Sebagai contoh (aslinya sebetulnya dalam bahasa Cina Pertengahan) di sini, dengan mengambil bunyi inisial karakter ch’ü 區 (yakni: ch’-) dan bunyi final karakter i 伊 (yakni: -i), maka dapat kita simpulkan bahwa karakter 㖉 dibaca sebagai ch’- + -i = ch’i.⤴
“Selanjutnya lagi, mengetahui akibat buah perbuatan, seorang bhikṣu mengamati alam setan kelaparan. Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diamatinya: para setan kelaparan dkk. pemakan ludah dikarenaï perbuatan apa sehingga terlahir di antaranya? Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diketahuinya makhluk-makhluk ini, baik pria maupun wanita, terselubungi batinnya oleh kekikiran dan kedengkian, dengan makanan yang tidak murni menipu para śramaṇa dan penempuh Jalan yang meninggalkan rumahtangga, dan berkata: ‘Ini murni!’ agar mereka yakin mempergunakan lalu memakannya; atau lagi berkala-kala, dengan bukan makanan yang dilayakkan, didermakannya kepada orang-orang yang mempraktikkan kehidupan murni (brahmacarya). Berbilang kali dikerjakannya perbuatan ini, lagi diajarinya orang lain agar menjalankan penipuan dan pengkalutan. Tidak dilaksanakannya pendermaan, tidak dipegangnya aturan śīla, tidak diakrabinya sahabat spiritual yang baik, tidak diturutinya Saddharma, digemarinya pemegangan dan pemberian yang tidak murni kepada orang lain.
如是惡人,身壞命終,生惡道中,受於㖉吒餓鬼之身(㖉吒,魏言:食唾;㖉,區伊反)。為飢渴火常燒其身,於不淨處,若壁、若地,以求人唾,食之活命;餘一切食悉不得食。
Demikianlah orang-orang jahat ini, setelah jasmaninya rusak dan nyawanya berakhir, akan terlahir di antara jalur rendah dan menerima tubuh sebagai setan kelaparan Kheṭa (Kheṭa, dalam bahasa Cina: ‘pemakan ludah’; karakter ch’i* adalah ch’ü lawan i). Senantiasa api kebuluran dan dahaga membakar tubuhnya, di tempat tidak murni — entah di tembok atau di tanah — mereka akan mencari ludah orang dan memakannya demi menghidupi nyawa; sedangkan segala makanan lain semuanya tak dapat mereka makan.
乃至惡業不盡、不壞、不朽,故不得脫。業盡得脫,從此命終,隨業流轉受生死苦。若生人中,貧窮下賤,多病消瘦,齆鼻膿爛,生除廁家,或於僧中乞求殘食以自濟命。餘業因緣,受報如是。」
Sepanjang perbuatan jahatnya belum berakhir, belum rusak, belum melapuk, tidak dapatlah mereka terbebas. Jikalau perbuatannya berakhir, dapatlah mereka terbebas, dan dari sini berakhirlah nyawanya; seturut perbuatannya akan terhanyutlah mereka berputar, menerima penderitaan dalam kelahiran dan kematian. Jikalau mereka terlahir di antara manusia, mereka akan miskin tuntas dan papa, kurus digerogoti banyak penyakit, hidungnya tersumbat dan benyek bernanah; akan terlahir di keluarga pembersih toilet; atau di antara saṅgha akan mengemis makanan sisa demi membantu nyawanya sendiri. Disebab-musababi sisa-sisa perbuatannya, akan mereka terima akibat sedemikian.”
CATATAN:
* Berdasarkan metode tradisional fan-ch’ieh 反切 (‘potong berlawanan’), yang menunjukkan bacaan suatu karakter dengan mengambil bunyi inisial dan final dari masing-masing dua buah karakter. Metode ini diinspirasi oleh kaum Buddhis berkat pengetahuan fonetika dari India. Sebagai contoh (aslinya sebetulnya dalam bahasa Cina Pertengahan) di sini, dengan mengambil bunyi inisial karakter ch’ü 區 (yakni: ch’-) dan bunyi final karakter i 伊 (yakni: -i), maka dapat kita simpulkan bahwa karakter 㖉 dibaca sebagai ch’- + -i = ch’i.⤴
⇦ 9. Āśāka |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar