「復次!比丘知業果報,觀餓鬼世間。彼以聞慧,觀有諸餓鬼名阿賒迦(魏言:悕望餓鬼),以何業故而生其中?彼以聞慧知:此眾生嫉妬惡貪,自覆其心,見他善人因得少物,賣買價直不以道理,欺誑取物。作已隨喜,不生悔心,亦教他人令作此惡。不行布施、不修福德、不持禁戒,心無誠信不順正法,其心麁獷不可調伏,不親善友,常懷嫉妬。
“Selanjutnya lagi, mengetahui akibat buah perbuatan, seorang bhikṣu mengamati alam setan kelaparan. Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diamatinya ada para setan kelaparan bernama Āśāka (dalam bahasa Cina: ‘setan kelaparan yang berharap-harap’). Dikarenaï perbuatan apakah sehingga mereka terlahir di antaranya? Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diketahuinya makhluk-makhluk ini batinnya terselubungi oleh iri, cemburu, dan ketamakan yang teruk. Dikarenaï melihat orang baik yang lain mendapat sedikit barang, mereka berjual–beli dengannya dengan harga tak masuk akal, berusaha dengan tipu mengambil barangnya. Setelah melakukannya, mereka turut bergembira, tidak memunculkan penyesalan dalam batin, juga mengajari orang lain agar melakukan kejahatan serupa. Mereka tidak melaksanakan pendermaan, tidak mengembangkan jasa-jasa, tidak memegang aturan śīla; tanpa keyakinan yang tulus dalam batin, mereka tidak menuruti Saddharma; batinnya kasar dan beringas, tidak bisa dijinakkan; tidak mengakrabi sahabat spiritual yang baik (kalyāṇamitra); senantiasa menyimpan iri dan cemburu.
如是惡人,身壞命終,墮於悕望餓鬼之中。若諸世人為亡父母先靈設祀,如此餓鬼得而食之;餘一切食悉不得食。常患飢渴焚燒其身如火燒林,無能救者。面色皺黑,淚流而下,手脚破裂,頭髮覆面,身色可惡猶如黑雲。
Demikianlah orang-orang jahat ini, setelah jasmaninya rusak dan nyawanya berakhir, akan terjatuh di antara setan kelaparan yang berharap-harap. Jikalau orang-orang di dunia menyediakan pengurbanan untuk ayah, ibu, atau roh-roh leluhur yang telah mati, setan-setan kelaparan ini akan mendapat dan memakannya; sedangkan segala makanan lain semuanya tak dapat mereka makan. Senantiasa menderita kebuluran dan dahaga yang membakar tubuhnya bagai api membakar hutan, tiada yang sanggup menolong mereka. Rona mukanya hitam berkeriput, luhnya berlinang menetes turun, tangan dan kakinya hancur remuk, rambut kepalanya menyelubungi mukanya, rupa jasmaniahnya menyebalkan bagaikan awan hitam.
辛酸悲叫,而說頌曰:
Pahit getir ratap teriakannya, mereka mengucap syair sbb.:
Begitulah setan kelaparan yang berharap-harap dengan berdesah berjalan tergesa, melarikan diri ke tempat demi tempat. Setelah mengamatinya, seorang bhikṣu demikian mempertimbangkan: kelahiran dan kematian menyala berkobar, ranah nafsu bertambah-tambah.
如是餓鬼,若其種姓,或時設供、祭祀亡者,得而食之,以濟身命。唯得食此,餘一切食悉不得食。
Setan kelaparan demikian, jikalau juriat keluarganya sewaktu-waktu menyediakan persembahan dan menyajikan kurban bagi yang mati, maka dapatlah mereka memakannya sehingga nyawanya terbantu. Hanya inilah yang dapat mereka makan, sedangkan segala makanan lain semuanya tak dapat mereka makan.
惡業不盡,故使不死。乃至惡業不盡、不壞、不朽,故不得脫。若惡業盡,從此命終,業風所吹,流轉世間,受生死苦。
Perbuatan jahatnya belum berakhir, karenanya belumlah mereka mati. Sepanjang perbuatan jahatnya belum berakhir, belum rusak, belum melapuk, tidak dapatlah mereka terbebas. Jikalau perbuatan jahatnya berakhir, dari sini berakhirlah nyawanya; tertiup angin perbuatannya, akan terhanyutlah mereka berputar di dunia, menerima penderitaan kelahiran dan kematian.
人身難得,猶如海龜遇浮木孔。若生人中,生工師家、下賤僮僕,為人策使。餘業因緣,受如是報。」
Tubuh manusia sukar didapat bagaikan penyu laütan menemukan lubang kayu yang terombang-ambing. Jikalau mereka terlahir di antara manusia, mereka akan lahir di keluarga tukang atau kacung-pelayan yang papa, yang disuruh-suruh orang lain. Disebab-musababi sisa-sisa perbuatannya, akan mereka terima akibat sedemikian.”
“Selanjutnya lagi, mengetahui akibat buah perbuatan, seorang bhikṣu mengamati alam setan kelaparan. Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diamatinya ada para setan kelaparan bernama Āśāka (dalam bahasa Cina: ‘setan kelaparan yang berharap-harap’). Dikarenaï perbuatan apakah sehingga mereka terlahir di antaranya? Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diketahuinya makhluk-makhluk ini batinnya terselubungi oleh iri, cemburu, dan ketamakan yang teruk. Dikarenaï melihat orang baik yang lain mendapat sedikit barang, mereka berjual–beli dengannya dengan harga tak masuk akal, berusaha dengan tipu mengambil barangnya. Setelah melakukannya, mereka turut bergembira, tidak memunculkan penyesalan dalam batin, juga mengajari orang lain agar melakukan kejahatan serupa. Mereka tidak melaksanakan pendermaan, tidak mengembangkan jasa-jasa, tidak memegang aturan śīla; tanpa keyakinan yang tulus dalam batin, mereka tidak menuruti Saddharma; batinnya kasar dan beringas, tidak bisa dijinakkan; tidak mengakrabi sahabat spiritual yang baik (kalyāṇamitra); senantiasa menyimpan iri dan cemburu.
如是惡人,身壞命終,墮於悕望餓鬼之中。若諸世人為亡父母先靈設祀,如此餓鬼得而食之;餘一切食悉不得食。常患飢渴焚燒其身如火燒林,無能救者。面色皺黑,淚流而下,手脚破裂,頭髮覆面,身色可惡猶如黑雲。
Demikianlah orang-orang jahat ini, setelah jasmaninya rusak dan nyawanya berakhir, akan terjatuh di antara setan kelaparan yang berharap-harap. Jikalau orang-orang di dunia menyediakan pengurbanan untuk ayah, ibu, atau roh-roh leluhur yang telah mati, setan-setan kelaparan ini akan mendapat dan memakannya; sedangkan segala makanan lain semuanya tak dapat mereka makan. Senantiasa menderita kebuluran dan dahaga yang membakar tubuhnya bagai api membakar hutan, tiada yang sanggup menolong mereka. Rona mukanya hitam berkeriput, luhnya berlinang menetes turun, tangan dan kakinya hancur remuk, rambut kepalanya menyelubungi mukanya, rupa jasmaniahnya menyebalkan bagaikan awan hitam.
辛酸悲叫,而說頌曰:
Pahit getir ratap teriakannya, mereka mengucap syair sbb.:
『無施則無報 無施果亦無如是悕望餓鬼呻吟奔走,處處逃遁。比丘觀已,如是思惟:生死熾燃,欲界增上。
如無燈無明 不施無樂報
‘Tiada derma maka tiada akibat;
tiada derma, buahnya pun tiada.
Bagai tiada terang tanpa lampu,
tidak berderma akan meniadakan akibat bahagia.
如盲人無目 不能有所見
不施亦如是 來世無樂報
Bagai orang buta tanpa mata
yang tak mampu melihat apa pun,
tidak berderma juga demikian:
di kehidupan mendatang tiada akibat bahagia.
若生餓鬼道 人中常貧窮
流轉受苦惱 嫉妒因緣故
Entah terlahir di jalur setan kelaparan;
senantiasa miskin tuntas di antara manusia;
terhanyut berputar menerima penderitaan
— [semuanya] disebab-musababi iri dan kecemburuan.
不施則無報 造業終不失
自業得果報 眾生依業食
Tidak berderma maka tiada akibat.
Perbuatan yang dicipta selamanya takkan hilang;
perbuatan sendiri akan mendapatkan akibat buahnya.
Makhuk hidup makan bergantung pada perbuatan.
我為惡業燒 生在餓鬼中
受此大飢渴 猛火常熾燃
Kami terbakar oleh perbuatan jahat,
terlahir di antara setan kelaparan,
menerima kebuluran dan dahaga besar ini,
api yang ganas senantiasa menyala berkobar.
何時離飢渴 何時得安樂
受苦極熱惱 何時得解脫
Bilakah akan kami tinggalkan kebuluran dan dahaga?
Bilakah akan kami dapat kebahagiaan?
Menerima penderitaan dan gangguan panas terpuncak,
bilakah akan kami dapat kebebasan?
不識道非道 不知善業果
飢渴如火燃 如是受苦惱
[Oleh] tak kenal mana jalan mana bukan-jalan,
[oleh] tak tahu buah perbuatan baik,
kebuluran dan dahaga menyala bagai api
— demikianlah kami menerima penderitaan.
亂髮覆面目 無人能救護
脈現如網縛 苦逼命不盡
Rambut berantakan menyelubungi muka dan mata;
tiada yang sanggup menolong dan menjaga;
nadi ketara bagai jaring mengikat;
terdesak derita, [namun] nyawa tak berakhir.
惆慞行曠野 常受諸苦惱
孤獨無救護 具受諸辛苦』
Murung ketakutan berjalan di padang belantara;
senantiasa menerima berbagai penderitaan;
sebatang kara tiada penolong dan penjaga;
lengkap kami terima pahit getir derita.’
Begitulah setan kelaparan yang berharap-harap dengan berdesah berjalan tergesa, melarikan diri ke tempat demi tempat. Setelah mengamatinya, seorang bhikṣu demikian mempertimbangkan: kelahiran dan kematian menyala berkobar, ranah nafsu bertambah-tambah.
如是餓鬼,若其種姓,或時設供、祭祀亡者,得而食之,以濟身命。唯得食此,餘一切食悉不得食。
Setan kelaparan demikian, jikalau juriat keluarganya sewaktu-waktu menyediakan persembahan dan menyajikan kurban bagi yang mati, maka dapatlah mereka memakannya sehingga nyawanya terbantu. Hanya inilah yang dapat mereka makan, sedangkan segala makanan lain semuanya tak dapat mereka makan.
惡業不盡,故使不死。乃至惡業不盡、不壞、不朽,故不得脫。若惡業盡,從此命終,業風所吹,流轉世間,受生死苦。
Perbuatan jahatnya belum berakhir, karenanya belumlah mereka mati. Sepanjang perbuatan jahatnya belum berakhir, belum rusak, belum melapuk, tidak dapatlah mereka terbebas. Jikalau perbuatan jahatnya berakhir, dari sini berakhirlah nyawanya; tertiup angin perbuatannya, akan terhanyutlah mereka berputar di dunia, menerima penderitaan kelahiran dan kematian.
人身難得,猶如海龜遇浮木孔。若生人中,生工師家、下賤僮僕,為人策使。餘業因緣,受如是報。」
Tubuh manusia sukar didapat bagaikan penyu laütan menemukan lubang kayu yang terombang-ambing. Jikalau mereka terlahir di antara manusia, mereka akan lahir di keluarga tukang atau kacung-pelayan yang papa, yang disuruh-suruh orang lain. Disebab-musababi sisa-sisa perbuatannya, akan mereka terima akibat sedemikian.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar