Translate

Selasa, 10 Agustus 2021

11. Mālābhakṣa



「復次!比丘知業果報,觀餓鬼世間。彼以聞慧,觀於魔羅食鬘餓鬼魔羅,魏言:鬘;世人所奉九子魔是也),以何業故而生其中?彼以聞慧知:此眾生以前世時,盜佛花鬘 及 尊重師長盜其花鬘,以淨潔故,用自莊嚴。不以惡心,其心貪嫉。
“Selanjutnya lagi, mengetahui akibat buah perbuatan, seorang bhikṣu mengamati alam setan kelaparan. Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diamatinya: setan kelaparan Mālā pemakan untaian (Mālā, dalam bahasa Cina: ‘untaian’; ialah [sama dengan] sembilan momok anak-anak* yang dijunjung orang di dunia) dikarenaï perbuatan apa sehingga terlahir di antaranya? Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diketahuinya makhluk-makhluk ini pada kehidupan terdahulu mencuri untaian bunga Buddha atau mencuri untaian bunga dari guru dan senior yang dimuliakan dan dihargakan, dan karena [menganggapnya] murni, menggunakannya untuk menghias diri. Bukan dengan buah-pikir jahat, [hal itu dilakukan semata karena] batinnya serakah dan mengiri.

身壞命終,或生佛塔、或生天祀,而有神力。若人忿諍,詣塔要誓,則得其便,能示惡夢以怖眾人。若有異人遭諸惡事,求其恩力,言:『此鬼神有大威德,神通夜叉』,以花鬘上之——因此事故,得鬘食之,少離飢渴,不為飢火之所焚燒。世人讚歎,鬼常喜悅。
Setelah jasmaninya rusak dan nyawanya berakhir, mereka akan terlahir di stūpa Buddha atau terlahir di kuil dewata, pun memiliki kekuatan spiritual. Jikalau ada orang yang dengan murka menolak, menghampiri stūpa mau memprotesnya, maka dapatlah mereka berkesempatan [mencelakakan], mampu menunjukkan mimpi buruk untuk menakuti orang-orang. Jikalau ada orang berbeda yang menemui berbagai perkara buruk, lalu memohon kekuatan berkah [ampunan] mereka dengan berkata: ‘Dewata-hantu ini memiliki perbawa yang agung dan merupakan yakṣa dengan penembusan spiritual’, serta menghaturinya untaian bunga — disebabi oleh perkara ini, mereka mendapat untaian tersebut dan memakannya, tercerai sedikit dari kebuluran dan dahaga, tidak terbakar oleh api kebuluran. Berkat pujian orang-orang di dunia, senantiasalah setan-setan tersebut senang gembira.

preta peta hungry ghost preta peta hungry ghost

是食鬘鬼,乃至惡業不盡、不壞、不朽,故不得脫。業盡得脫,從此命終,隨業流轉受生死苦。若生人中,作守園人,賣花自活。以餘業故,受如是報。」
Setan pemakan untaian tersebut, sepanjang perbuatan jahatnya belum berakhir, belum rusak, belum melapuk, tidak dapatlah terbebas. Jikalau perbuatannya berakhir, dapatlah mereka terbebas, dan dari sini berakhirlah nyawanya; seturut perbuatannya akan terhanyutlah mereka berputar, menerima penderitaan dalam kelahiran dan kematian. Jikalau mereka terlahir di antara manusia, mereka akan menjadi penjenang taman yang [terpaksa] berjual bunga untuk menghidupi diri. Karena sisa-sisa perbuatannya, akan mereka terima akibat sedemikian.”






CATATAN:

* Naskah Saddharma-smr̥tyupasthāna Sūtra yang digunakan sebagai sumber terjemahan Tionghoa tampaknya memiliki kerancuan dalam penulisan aksara dan . ‘Untaian’ adalah mālā, sedangkan ‘anak-anak’ adalah bāla. Terdapat beberapa daftar nama-nama momok pencengkeram anak-anak (bālagraha) yang berbeda-beda baik isi maupun jumlahnya. Daftar sembilan momok bisa ditemukan, semisal, dalam teks pengobatan Suśruta-saṃhitā seksi 6, bab XXVII: (1) Skanda, (2) Skandāpasmāra, (3) Revatī, (4) Śakunī, (5) Pūtanā, (6) Andhapūtanā, (7) Śītapūtanā, (8) Mukhamaṇḍikā, (9) Naigameṣa.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar