Translate

Minggu, 29 Agustus 2021

30. Aṅgārabhakṣa



「復次!比丘知業果報,觀餓鬼世間。彼以聞慧,觀食火炭諸餓鬼等,以何業故而生其中?彼以聞慧知:此眾生典主刑獄,貪嫉覆心,打縛眾生,禁其飯食令他飢渴,噉食泥土以續生命。
“Selanjutnya lagi, mengetahui akibat buah perbuatan, seorang bhikṣu mengamati alam setan kelaparan. Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diamatinya: para setan kelaparan dkk. pemakan arang api dikarenaï perbuatan apa sehingga terlahir di antaranya? Dengan kebijaksanaan berkat mendengar, diketahuinya makhluk-makhluk ini mengurus penghukuman penjara, batinnya terselubungi oleh keserakahan dan iri; mereka memukul dan mengikat makhluk hidup, melarangnya menyantap makanan agar kebuluran dan kedahagaan, sehingga memakan tanah atau lumpur untuk menyambung nyawa.

preta peta hungry ghost
此典獄人,以是因緣,身壞命終,墮於食火餓鬼之中。常至塚間噉燒屍火,猶不能足。如是惡業:因時悅樂,受報極惱,心不愛樂,不淨可惡。愛毒勢力因緣,和合受於食火餓鬼之身。若得食火,少除飢惱,如人以水滅世間火。
Orang-orang pengurus penjara tersebut, disebab-musababi hal-hal ini, setelah jasmaninya rusak dan nyawanya berakhir, akan terjatuh di antara setan kelaparan pemakan api. Mereka akan senantiasa tiba di pekuburan, memakan api pembakar mayat, yang bahkan tidak mampu mencukupi. Demikianlah perbuatan jahatnya: saat sebabnya bahagia menyenangkan; menerima akibatnya terpuncaklah kegangguan, batin tidak cinta menggemarinya, [mengingat bahwa makan arang] tidak murni dan menyebalkan. Disebab-musababi racun kecintaan dan kekuatan kuasa, perpaduannya diterima dalam tubuh setan kelaparan pemakan api. Jikalau dapat memakan api, mereka sedikit menyingkirkan gangguan kebulurannya seperti orang memadamkan api di dunia dengan air.

比丘如是觀時,於世愛欲,深生厭離、不樂與俱,作是念言:『愚癡凡夫為愛所使,不得自在。』
Saat seorang bhikṣu mengamati demikian, terhadap nafsu kecintaan duniawi terbitlah secara mendalam keceraian karena enggan (saṃvega) dan ketidakgemaran (nirāsvāda) dengannya, lalu ia merenung sbb.: ‘Makhluk biasa yang bodoh (bāla pr̥thagjana) terbelenggu oleh kecintaan dan tidak mendapat kemerdekaan.’

食火除飢,無法可喻,受餓鬼身。乃至惡業不盡、不壞,故不得脫。業盡命終,生於人中,常生邊地飢儉之處,所食麁惡,無有美味,不識鹽味。以餘業故,受如斯報。」
Memakan api demi menyingkirkan kebuluran, tiada cara untuk mengumpamakannya — [begitulah] mereka menerima tubuh sebagai setan kelaparan. Sepanjang perbuatan jahatnya belum berakhir, belum rusak, tidak dapatlah mereka terbebas. Jikalau perbuatannya berakhir, berakhirlah nyawanya. Terlahir di antara manusia, mereka akan senantiasa lahir di tempat dengan kebuluran dan defisiensi di daerah pinggiran (pratyanta janapada); yang mereka makan kasar dan buruk, tiada berasa lezat, tidak mengenal rasa garam. Karena sisa-sisa perbuatannya, akan mereka terima akibat sedemikian.”






Tidak ada komentar:

Posting Komentar